Lirik Lagu Maroon – Taylor Swift Terjemahan dan Arti Lagu

Maroon Taylor Swfit lirik terjemahan Indonesia beserta arti dan makna lagu

lirik terjemahan Maroon Taylor Swift

“Maroon” adalah lagu kedua di album ke-10 Taylor Swift Midnights. Lagu Ini memiliki kesamaan dengan lagu “Red” dan “Clean.” Lirik Lagu Maroon menceritakan tentang versi kisah cinta yang lebih dewasa. Lagu ini menunjukkan bahwa nuansa merah adalah konstan dalam hubungan, tetapi merah marun adalah warna merah kecoklatan; itu bukan merah secara langsung tetapi memungkinkan memiliki arti untuk kompleksitas dan kejujuran.

[Verse 1]
When the morning came

Ketika pagi datang
We were cleaning incense off your vinyl shelf

Kami sedang membersihkan dupa dari rak vinilmu
‘Cause we lost track of time again

Karena kita lupa waktu lagi
Laughing with my feet in your lap

Tertawa dengan kakiku di pangkuanmu
Like you were my closest friend

Seperti kamu adalah teman terdekatku
“How’d we end up on the floor, anyway?” You say

“Bagaimana kita bisa sampai di lantai, sih?” Kamu bilang
“Your roommate’s cheap-ass screw-top rosé, that’s how”

“Rosé murah-ass screw-top teman sekamarmu, begitulah”
I see you every day now

Aku melihatmu setiap hari sekarang

[Chorus]
And I chose you

Dan aku memilihmu
The one I was dancing with

Yang aku menari dengan
In New York, no shoes

Di New York, tidak ada sepatu
Looked up at the sky and it was

Menatap ke langit dan itu adalah
The burgundy on my t-shirt

Merah anggur di t-shirtku
When you splashed your wine into me

Saat kau memercikkan anggur kepadaku
And how the blood rushed into my cheeks

Dan bagaimana darah mengalir ke pipiku
So scarlet, it was

Sangat merah, itu
The mark thеy saw on my collarbone

Tanda yang mereka lihat di tulang selangka ku
The rust that grew bеtween telephones

Karat yang tumbuh di antara telepon
The lips I used to call home

Bibir yang biasa aku sebut rumah
So scarlet, it was maroon

Sangat merah, itu merah marun

[Verse 2]
When the silence came

Saat kesunyian datang
We were shaking, blind and hazy

Kami gemetar, buta dan kabur
How the hell did we lose sight of us again?

Bagaimana kita bisa kehilangan pandangan kita lagi?
Sobbing with your head in your hands

Menangis dengan kepala di tangan
Ain’t that the way shit always ends?

Bukankah itu cara omong kosong selalu berakhir?
You were standing hollow-eyed in the hallway

Kau berdiri dengan mata hampa di lorong
Carnations you had thought were roses, that’s us

Anyelir yang kau pikir adalah mawar, itulah kami
I feel you, no matter what

Aku merasakanmu, apa pun yang terjadi
The rubies that I gave up

Batu rubi yang aku serahkan

[Chorus]
And I chose you

Dan aku memilihmu
The one I was dancing with

Yang aku menari dengan
In New York, no shoes

Di New York, tidak ada sepatu
Looked up at the sky and it was
(Maroon)
Menatap ke langit dan itu adalah
The burgundy on my t-shirt

Merah anggur di t-shirtku
When you splashed your wine into me

Saat kau memercikkan anggur kepadaku
And how the blood rushed into my cheeks

Dan bagaimana darah mengalir ke pipiku
So scarlet, it was
(Maroon)
Sangat merah, itu
The mark thеy saw on my collarbone

Tanda yang mereka lihat di tulang selangka ku
The rust that grew bеtween telephones

Karat yang tumbuh di antara telepon
The lips I used to call home

Bibir yang biasa aku sebut rumah
So scarlet, it was maroon

Sangat merah, itu merah marun

[Bridge]
And I wake with your memory over me

Dan aku terbangun dengan ingatanmu tentangku
That’s a real fucking legacy, legacy (It was maroon)

Itu benar-benar warisan, warisan (Itu merah marun)
And I wake with your memory over me

Dan aku terbangun dengan ingatanmu tentangku
That’s a real fucking legacy to leave

Itu benar-benar warisan yang harus ditinggalkan

The burgundy on my t-shirt
Merah anggur di t-shirtku
When you splashed your wine into me

Saat kau memercikkan anggur kepadaku
And how the blood rushed into my cheeks

Dan bagaimana darah mengalir ke pipiku
So scarlet, it was

Sangat merah, itu
The mark thеy saw on my collarbone

Tanda yang mereka lihat di tulang selangka ku
The rust that grew bеtween telephones

Karat yang tumbuh di antara telepon
The lips I used to call home

Bibir yang biasa aku sebut rumah
So scarlet, it was maroon

Sangat merah, itu merah marun

[Outro]
It was maroon
It was maroon

Itu merah marun

ArtisTaylor Swift
AlbumMidnights (2022)
GenrePop
ProduserJack Antonoff & Taylor Swift
Penulis LaguTaylor Swift & Jack Antonoff
Hak Cipta & LabelTaylor Swift, Republic Records
Dirilis21 Oktober 2022

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.